Jumat, 18 Januari 2013

CERITA DARI HALTE BIKUN UI



Gue mengenalnya di suatu siang tahun lalu. Kami bertemu di halte BIKUN(Bis Kuning UI) dekat stasiun UI. Saat itu, gue tengah duduk di halte itu sambil melihat mahasiswa UI yang lalu lalang. Sekitar 15 menit gue duduk, datanglah seorang remaja laki-laki. Ia datang dengan membawa tumpukan Koran yang akan ia jual. Perawakannya tinggi, rambutnya agak kemerahan karena sinar matahari, kulitnya sawo matang. Tiba-tiba, dia datang menghampiri gue.
Coko    : “Excuse me.. do you want to buy this newspaper?”
gue terkejut. He spoke English. Hmm..it’s a waw! Suaranya lembut. wajahnya polos.. lucu..
Gue      : “hmm.. okay, how much?”
Coko    : “Rp 3000 kak.. kakak mau yang mana? Ada kompas, seputar Indonesia,..”
Gue      : “hmm kompas aja deh”  (sambil memberikannya uang Rp 5000)
Coko    : “sorry, but… I don’t have change”
Gue      : “no problem.. buat kamu aja kembaliannya”
Coko    : “thank you kak”
Yaa gue cukup terkejut. Ketika pertama kali meihatnya, gue pikir dia seperti anak-anak jalanan yang lain. suaranya besar, wajah sangar. Tapi, dia menawarkan Koran dengan lembut, sopan. Ya semua dugaan gue terhadapnya salah. Perbincangan diantara kami diawali dari situ. Dia nanya dengan wajahnya yang polos. Kami berbincang panjang. sampe orang disamping gue sempat menoleh beberapa kali.
Coko    : “hmm kakak lagi ngapain disini?”
Aku      : lagi nunggu teman
Coko    : sudah berapa lama nunggu disini ?
Aku      : hmm ya 15 menitan.
Coko    : Ooo.. temannya cowok ?
Aku      : cowok sama cewek. Kakak tingkat.
Semacam ngepo ya.. *sedikit curiga. tapi it’s fine. Dia yang selalu mengawali perbincangan kami. Setelah itu dia nanyain gue kuliah dimana, sudah semester berapa, jurusan apa, kenapa ambil jurusan yang dipilih sekarang, kenapa kuliahnya di malang dan 1 hal yang dia tanyakan berulang-ulang “IPK kakak berapa yang kemaren?” J  lagi-lagi dengan wajahnya yang polos dan suaranya yang lembut. sesekali kami tertawa kecil didalam perbincangan kami.
Aku      : hmm kamu SMA?
Coko    : *geleng kepala “masih SMP kak, bentar lagi mau masuk SMK.. insyaAllah”
Ooow.. aku pikir dia SMA dan bentar lagi lulus. Coko setiap harinya jualan Koran. Ibunya buka warung dirumah dan ayahnya sudah meninggal. Saat itu juga, jadi teringat ayah sama ibu. Beliau kerja dari pagi sampe malam. Aku tidak perlu memikirkan bagaimana untuk bantu ayah ibu dari segi finansial. Ayah ibu cuma minta kuliah yang bener. Sedangkan coko, dia harus bantu ibunya dengan jualan Koran.
Oke back to Coko..
Setelah lama kita ngobrol, gue inget.. gue bawa sandwich yang sengaja gue bikin tadi pagi sebelum ke UI.
Gue      : coko.. hmm aku punya sandwich. Mau? (sambil membuka kotak makan)
Coko    : makasih ya kak..
Dan karena gue udah harus caw dari situ, diakhir perbincangan gue sengaja minta nomer hapenya. Mungkin terdengar lucu or mau ngepoin banget. Tapi asli, niat gue tulus.. gue berharap bisa jaga silaturahim sama coko. Paling tidak berbagi ilmu juga karena gue tau, englishnya dia lumayan bagus..  well, dia pun ngasih nomer hapenya dan terakhir gue bilang :
“coko, kalo nanti aku kesini lagi.. aku mau beliin coko buku. Buku bacaan.. nanti saya sms yaa. Nice to meet you”
Coko tersenyum sambil menganggukan kepalanya.

So, Don't Judge the people from the appereance.. let you know them deeply and you can judge them!

1 komentar: