Senin, 06 Februari 2012

Ibunda Aisyah r.a : "Aku diberikan sembilan kelebihan yang tidak diberikan kepada wanita manapun"

Mataku tertuju pada sebuah buku yang tersusun rapi di rak buku rumahku. Wanita-wanita Penghuni Surga : kisah Istri-istri Rasulullah saw (Ahmad Abdul Aziz Al-Hushain). Ku buka dan ku baca lembar demi lembarnya hingga pada halaman ke-30, Bagian ketiga dalam buku itu, tentang kisah Aisyah Binti Abu Bakar Ash-shidiq ra. Beliau adalah kekasih Rasulullah saw, Istri tercinta baginda Rasulullah saw dan salah satu ibunda kaum mukminin. Ibunda Aisyah r.a adalah istri yang paling cerdas, memiliki keluasan ilmu, memiliki ketaqwaan yang tinggi, sifat wara’ dan sifat-sifat lain yang menjadi dambaan semua wanita ; tentunya aku dan kamu juga kan? :-) Pasti!
Saudariku.. tahukah kamu bahwa Ibunda Aisyah r.a memiliki kelebihan diantara istri-istri Rasulullah saw yang lain ? Aku ingin sekali menyampaikan kelebihan-kelebihan itu pada mu..

Ibunda Aisyah r.a :
“Aku diberikan Sembilan kelebihan yang tidak diberikan kepada wanita manapun:
1.      Jibril turun membawa gambarku pada saat Rasulullah saw istirahat, ketika ia diperintahkan untuk menikahiku
2.      Rasulullah saw menikahiku ketika masih perawan, dan tidaklah beliau menikahi seorang perawan selain diriku
3.      Rasulullah meninggal dunia dan kepalanya di pangkuanku
4.      Rasulullah dimakamkan di  dalam rumahku
5.      Malaikat selalu memenuhi rumahku, ketika wahyu turun kepada Rasulullah saw dan saya sedang berada dalam selimut bersamanya
6.      Aku adalah putri dari khalifah dan sahabat dekatnya
7.      Allah menurunkan kesaksian atas kesucianku dari atas langit
8.      Aku diciptakan sebagai perempuan bagi lelaki yang suci
9.      Aku telah dijanjikanampunan dan rezeki yang mulia dari Allah”

Subhanallah.. begitu istimewanya kelebihan yang beliau miliki yang tiada satu wanita pun yang diberikan kelebihan itu selain Ibunda Aisyah r.a. Ibunda Aisyah r.a adalah wanita spesial yang telah Allah swt siapkan dan kirimkan kepada baginda Rasulullah saw untuk menemani kesehariannya, menemaninya dalam setiap kondisi, menemani dalam setiap dakwahnya dan setia menemani Rasulullah hingga akhir hayatnya.

Semoga Allah melimpahkan rahmatNya kepadanya dan menempatkannya di taman surga. Amien ya Robbal alamin..

Saudariku, semoga aku dan kamu bisa seperti Ibunda Aisyah r.a yaa.. yang indah karena akhlak dan kepribadiannya dan yang cerdas karena keluasan ilmunya.. Amien :)


Jumat, 03 Februari 2012

HUJAN : tentang rasa dan makna


Biarkan alunan indah rintik hujan ini mengantarkanku pada sebuah rasa
Biarkan sunyi di kala hujan ini mengantarkanku pada sebuah makna
Biarkan kelabunya awan ini mengantarkanku pada sesuatu hal
Tentang arti sebuah kata
Kawan, ini bukan lagi tentang kegalauan
Ini bukan lagi tentang keputus asaan
Aku hanya ingin belajar memaknai  Hujan
Belajar merasainya maka akan mengantarkanku pada sebuah rasa
Belajar memaknainya maka akan mengantarkanku pada sebuah makna
Kawan, hujan itu indah
Coba kau rasakan sejuknya hembusan angin ketika hujan turun
Coba kau rasakan dengan hatimu ketika tetes-tetesnya jatuh satu per satu
Kawan, hujan itu rahmat
Coba kau maknai betapa hujan adalah salah satu nikmat yang  Allah berikan
Coba kau maknai betapa hujan adalah salah satu waktu mustajab untuk berdo’a
Kawan, apakah kau sudah merasakan dan memaknainya?
Jika belum.. Biarkanlah hujan yang akan memberikanmu rasa dan makna




Cibinong, 3 Februari 2012

Rabu, 01 Februari 2012

Apa ? Poconggg juga pocong ?

Oke..sebelumnya maaf yak, ni postingan just intermezzo aja.. hehe
#Efek labil gara-gara KRSan

Bermula di hari selasa siang tanggal 24 Januari 2012. saat itu saya baru aja sampe di Jakarta, kampung halaman saya. Sebelum pulang ke rumah, saya mau mampir dulu aah di rumah nenek saya. Saya langsung masuk kamar sepupu saya untuk istirahat. Hmm.. ada yang bikin sayaaa gimanaaa gituu.. "Woww! Buku apaan neh?" celetuk saya ketika melihat sebuah buku yang covernya gambar POCONG! ngeri? hmmm gak juga sih.. soalnya ni buku kocak banget covernya kalo diperhatiin secara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya :D, disitu terlihat si pocong lagi duduk termenung menatap bulan dengan ditemani seekor kucing *Pocong galau! Buku itu ber judul “Poconggg juga pocong”.
Isinya tentang kisah-kisah mistis dan menyeramkan? Tentang cerita pocong yang mengerikan ? atau tentang pocong yang lagi galau karena cinta ? Well, I’ll answer it, kalo menurut hemat saya, nih buku sih gak ada serem-seremnya blass..haha. Yaa sebenernya sih ada beberapa bagian cerita yang SEBENARNYA serem tapi karena si pocong atu ini GOKIL Beud ngebawain ceritanya, kan malah jadi mau bikin ketawa dan dari ketiga pertanyaan diatas, sepertinya lebih tepat yang pertanyaan ketiga ; pocong yang lagi galau karena cinta.hehe.  Nih buku lagi hangat2nya menjadi buah bibir dikalangan teman2 saya.. ampe pernah ada yang berebutan gitu ampe mau tukaran (red:bertengkar) hehe. pada saat itu saya langsung heran dan “iih lebay amat sih pada2, emang ada apa sih dengan buku ini!”. Saya tau jawabannya, soalnya nih buku kocak gan, mirip2 ama buku2nya raditya dika. Ada salah satu bagian di buku ini yang kocak sumpah, tapi ya sebenarnya hampir semua isi nih buku kocak tapi ada juga sih yang garing ahaha. Maap ya cong, Jangan gentayangin gue! Okeh, mau tau? Cekidot!

Bagian : Puisi Cinta 

Kulari ke hutan kemudian teriakku
kulari ke pantai kemudian menyanyiku
sepi..sepi…sendiri, aku benci
Aku ingin bingar, aku ingin di pasar

Bosan aku dengan penat
Dan enyah saja kau pekat
Seperti berjelaga jika ku sendiri….
Pecahkan saja gelasnya biar ramai !
biar mengaduh sampai gaduh !
Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang
di tembok keraton putih
kenapa tak goyangkan saja loncengnya
biar terdera….
Atau aku harus lari ke hutan, belok ke pantai ?
Bosan aku dengan penat
Dan enyah saja kau pekat
Seperti berjelaga jika ku sendiri….
Bosan aku dengan penat
Dan enyah saja kau pekat
Seperti berjelaga jika ku sendiri….
 (Diambil dari film Ada Apa Dengan Cinta, Miles Film, 2002)

Nah, si Pocong juga bikin puisi juga nih untuk nyamain tenarnya si Cinta ‘AADC’ ituuh..

          Sanubariku pun bergejolak,
Kenapa Cinta harus berlari ke hutan?
Kenapa Cinta harus berlari ke pantai ?
Kenapa Cinta tak lari saja ke Seven Eleven terdekat!
Dan kenapa Cinta harus berlari?
Kenapa Cinta tak naik taksi, atau sekedar menyewa
Ojek?

Kenapa…..

Batinku terkoyak,

Kenapa Cinta berteriak di hutan?
Kenapa Cinta bernyanyi di pantai?
Kenapa Cinta tak pergi saja ke Inul Vista terdekat!
Dan kenapa Cinta harus berteriakdan bernyanyi?
Kenapa Cinta tak kemping saja di hutan atau sekedar berenang di pantai?

Kenapa….

Jiwaku merenguh,

Kenapa Cinta ingin binger di pasar?
Kenapa Cinta memecahkan gelas untuk sekedar keramaian?
Kenapa Cinta tak geber saja motor kopling di kos-an!
Biar ramai, biar anak kos-an lain marah sampai gaduh !

(Tak ingin kalah dengan cinta, gue pun membuat sebuah puisi).

:D Hadeeeuh ! Kocak bangeet si nih pocong ! sepertinya, dia gak mau kalah ama si Cinta “AADC” yang terkenaaal banget karena puisi yang fenomenal dikalangan ABG pas jaman itu. haha. Dasar pocong labil!
Betewe, nih pocong juga gahooll looh, dia itu ternyata punya twitter dan itu buanyaak banget followernya (ajegilee).
Akhirnya pun, saya baca abis tuh buku dan yaa lumayan lah buat hiburan dikit. Tapi emang sih ada kata2nya ni pocong yang kurang baik getoo deh. Ya jangan ditiru lah ya.

Okee segitu aje cerita dari saya. Tuh Pocong cukup menghibur dan 1 pesan saya don’t judge the book from the cover, because… ente liat  aja dah tuh cover bukunya sereem gitchuuu tapi isinya koplak! Hahaha *geleng-geleng beristighfar

Duhai Hati. . .

Seorang anak kecil datang menghampiri ibunya. Ia merengek minta dibelikan sepatu baru. Di sekolah ia diejek karena sepatunya sudah usang dan banyak tambalan. Dengan berbagai alasan ia utarakan agar ibunya mau membelikan sepatu baru.
Dengan mata berkaca-kaca, sederet kalimat ini keluar dari mulut ibunya, “Nak, kamu kan sudah besar. Kamu harus mengalah dengan adik-adikmu. Mereka butuh uang untuk sekolah mereka nanti. Uangnya ibu tabung untuk mereka. Kalau ibu pakai uang itu untuk membelikan kamu sepatu baru, lalu adik-adikmu sekolah pakai uang siapa? Apa kamu mau adik-adikmu tidak bersekolah?”
Anak kecil tadi tiba-tiba terdiam. Ia terlihat seperti anak remaja yang sudah bisa berpikir cukup berat dan bijak. Digoyang-goyangkan kepalanya sambil mengusap air mata yang tadi keluar deras dari kelopak matanya. Lalu ia berkata, “Bu, kalau nanti adik-adik sudah bisa sekolah. Terus kalau ada sisa uang, belikan sepatu ya..”Anak itu mengatakan kalimat itu dengan terbata-bata, seperti ia tidak rela dengan hal itu tapi ia dipaksa oleh kondisi untuk mengikhlaskan apa yang menjadi kehidupannya. Mendengar itu sang ibu memeluk anaknya dengan erat. Ia tidak menyangka anaknya dapat memahami apa yang terjadi hari ini dengan keluarga mereka. Ia heran anaknya sudah mampu berkata bijak seperti tadi ia dengar.
***
Duhai hati..
Letih yang engkau rasakan selama ini mungkin tak sebanding dengan letihnya hati mereka dalam menapaki kehidupan ini. Di dalam keletihan itu, mereka memahami bahwa letihnya mereka akan membuat mereka menjadi orang-orang seperti yang dicitakan. Lalu bagaimana denganmu wahai hatiku.. Baru sebentar saja engkau merasa letih tapi kau sudah merintih bagai seribu tahun kau mengalaminya.. Malulah pada mereka yang merasa letih tetapi mereka memaknai letihnya sebagai sesuatu yang dapat mengantarkannya pada sebuah kebahagiaan.. Bukankah orang yang berjuang dan berkorban itu letih? Bukankah akhir dari perjalanan orang yang berjuang dan berkorban itu sebuah kebahagiaan jika dijalani dengan ikhlas dan penuh kesungguhan??
Duhai hati..
Lelah memang terus menerus hal-hal kurang mengenakkan itu menerpa hidupmu. Tetapi jika kau renungi kembali kisah di atas, perjuangan mereka tidak mengenal lelah. Setiap lelah menghinggapi mereka, mereka beristirahat dan kemudian bangkit berjuang kembali. Mereka paham kalau diamnya mereka tak dapat membuahkan hasil apapun bagi kehidupannya. Mereka yakin perjuangan dan pengorbanannya selama ini, berlelah-lelahan, akan berbuah sebuah kebahagiaan yang tak dapat tergantikan nikmatnya. Lalu bagaimana denganmu wahai hatiku.. Baru sebentar saja kau diberi cobaan dan ujian tapi kau sudah merasa lelah dan menyerah.. Malulah kau pada mereka yang tak punya apa-apa tapi mereka tetap istiqamah berjuang dan berkorban hingga cita-cita mereka tercapai.. Bukankah orang yang berjuang dan berkorban itu lelah? Bukankah akhir dari kelelahan orang yang berjuang dan berkorban itu sebuah kebahagiaan jika dijalani dengan ikhlas dan penuh kesungguhan??
Duhai hati..
Sakit yang terus menyapamu selama ini adalah ujian dan cobaan dari Allah seberapa kokohnya engkau menjalani apa-apa yang engkau yakini atas-Nya. Dia ingin tahu seberapa seriuskah engkau dalam menapaki jalan kehidupan yang sudah Dia gariskan. Sakit yang Dia berikan adalah sebuah perhatian khusus-Nya kepadamu. Dia masih sayang kepadamu dengan memberikan ujian dan cobaan. Andai saja kau tak merasa diuji dan diberi cobaan, maka kau akan merasa aman-aman saja, padahal kau sedang berada di tepian jurang yang menganga lebar dan siap menerkammu kapan saja kau lengah..
Duhai hati..
Capeknya dirimu menghadapi segala permasalahan yang engkau temui di sekitarmu, itulah yang terus mengajarkanmu untuk dapat memahami sekelilingmu dengan lebih baik lagi. Di kananmu ada orang-orang yang engkau sayangi dan kasihi. Di depanmu ada orang-orang yang engkau hormati. Di kirimu ada orang-orang yang engkau senantiasa bercengkerama dengannya. Di belakangmu ada orang-orang yang selalu mendukungmu dalam tiap doanya meski kau tak pernah tahu.
Duhai hati..
Seorang ustadz pernah menyampaikan, jika tak senang dengan sepatumu yang lusuh, ingatlah mereka yang tak berkaki namun tak mengeluh. Semoga kita selalu dapat mengingatnya duhai hati.. Seberapa letih, lelah, dan sakitnya engkau.. Masih ada orang-orang yang merasakan itu lebih dari kita tetapi mereka tetap tak mengeluh.. Ada saja cara mereka untuk menyemangati diri.. Ada saja sugesti untuk membuat diri mereka semangat.. Ada saja pemikiran positif yang mereka punya hingga mereka tetap bersemangat.. Ada saja cita-cita yang ingin mereka gapai hingga semangat itu tetap terpatri di dada mereka..
Duhai hati..
Tetaplah istiqamah..
Walau itu berat bagimu..
Percayalah kau mampu menjalaninya..
Asalkan kau selalu menyertai Allah dalam segala hal..
Terpautnya kau duhai hatiku pada Sang Khalik..
Akan membuatmu semakin cantik dan tangguh..
Karena kau adalah mutiara di lautan..
Yang akan terus terjaga sampai masa memisahkan..
Duhai hati.. Tetaplah istiqamah..


(Dakwatuna.com)