Tema
: Mengokohkan peranan muslim negarawan dalam upaya menciptakan tatanan
masyarakat yang berkarakter madani
Penguasaan
Bahasa Asing dalam Peningkatan Skill Berbahasa Seorang Muslim Negarawan
1.
PENDAHULUAN
Didalam buku
Risalah Pergerakan Ikhwanul muslimin I, Hasan al banna mengatakan bahwa Islam
sebagai agama yang syumul (menyeluruh) telah memberikan sebuah sistem nilai
yang komprehensif mencakup seluruh
dimensi kehidupan. Hal ini tidaklah diartikan Islam itu terbatas pada urusan ritual ibadah yang bersifat rohaniyah
saja karena Islam telah memberikan petunjuk bagi manusia dalam setiap aspeknya,
mulai dari aspek bermuamalah, aspek kesehatan, aspek dalam hal perdagangan,
perniagaan, politik, sosial dan juga ilmu pengetahuan. Tentunya hal ini juga
berkaitan bahwa islam pun memandang penting seorang muslim untuk bisa memiliki
keahlian atau skill untuk memberikan
manfaat yang tidak hanya untuk dirinya sendiri tapi juga untuk disekitarnya dan
dalam makalah ini, saya akan membahas
bagaimana pentingnya penguasaan bahasa asing dalam peningkatan skill berbahasa
seorang muslim negarawan.
Komunikasi
memiliki kaitan yang erat dengan bahasa. Hal ini dikarenakan bahasa merupakan
elemen yang penting dalam berkomunikasi. Bagaimana mungkin bisa seseorang ingin
berkomunikasi bila tidak diungkapkan dengan kata-kata. Para pakar komunikasi
pun sependapat bahwa komunikasi lewat bahasa adalah yang paling efektif.
Meskipun, ada komunikasi lain yang tidak
selalu mengandalkan komunikasi verbal, meliputi bahasa tubuh (body language),
bahasa imajerial, bahasa isyarat dan berbagai bahasa non verbal lainnya yang
tidak dibahas dalam makalah ini. Kemampuan berkomunikasi adalah anugerah
Allah SWT bagi manusia dalam melancarkan kehidupannya di permukaan bumi
ini. Begitu juga bagi seorang muslim negarawan yang memiliki amanah penting
untuk berdakwah maka salah satu hal yang harus dimiliki olehnya adalah
penguasaan bahasa asing sebagai skill
berbahasanya. Jauh sebelum pakar-pakar komunikasi menemukan kenyataan bahwa
bahasa merupakan faktor dominan dalam menjalin komunikasi, Al Quran telah
mengutarakannya antara lain dalam Surah Ibrahim ayat 41:
"Kami tidak mengutus seorang Rasul pun
melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya dia dapat memberi penjelasan yang
terang kepada mereka..."
Firman Allah tersebut menjadi sebuah acuan bagi kita, bahwa Rasulullah pun berdakwah
sesuai dengan bahasa kaumnya dan jika kita melihat kondisi saat ini, bahwa
dunia sudah memasuki era globalisasi dimana sekarang penguasaan bahasa asing
menjadi sebuah hal yang penting dan perlu.
.
2.
ISI
Penguasaan dalam
berbahasa itu adalah suatu bagian yang terpenting dalam kehidupan masyarakat.
Apalagi bagi seorang muslim negarawan yang nantinya akan menjadi tonggak
perubahan bangsa ini kedepannya. Bahwa bangsa
ini memerlukan sosok-sosok pembaharu yang akan membawa perubahan bangsa ini ke
dalam sebuah lingkup yang lebih baik. Mengapa saya mengatakan bahwa berbahasa
itu penting? Karena bahasa itu sebagai alat komunikasi kita.
Menurut Keraf
dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian
pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa
adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran)
yang bersifat arbitrer. Keraf telah menyatakan mengenai dua pengertian bahasa
yang mana dari kedua pengertian tersebut sama-sama menyatakan bahwa bahasa itu
adalah alat komunikasi. Jadi, dari sini bisa kita simpulkan bahwa bahasa itu
memiliki peranan penting demi tercapainya komunikasi yang baik. Tidak
dipungkiri lagi bahwa banyak kesalahan pahaman
komunikasi sering terjadi karena kesalahan bahasa juga. Contoh seperti
itu baru dari pemakaian bahasa asli kita, yaitu bahasa Indonesia lalu bagaimana
dengan bahasa asing lainnya.
Hal ini tentulah menjadi pemantik kita untuk
juga bisa menguasai bahasa asing setelah kita juga memperbaiki bahasa asli
kita, bahasa indonesia. Sebagai seorang muslim negarawan yang tidak hanya
unggul dalam hal-hal tarbawi saja maka seorang muslim negarawan itu juga harus
unggul dalam skill yang kini menjadi
sebuah keharusan, menurut saya, yang harus dikuasai oleh seorang kader, yaitu
penguasaan bahasa asing. Mengapa demikian? Karena sudah kita ketahui bersama bahwa
bahasa asing telah memegang peranan penting dalam kehidupan kita terutama dalam
hal akademik atau kegiatan belajar mengajar, dunia kerja, dan juga dalam berkomunikasi
dengan orang asing.
Yunsirno, penemu
metode kampoenk jenius, dalam bukunya yang berjudul keajaiban belajar
mengatakan bahwa abad 20 dan awal abad
21 seperti menjadi milik bangsa Eropa dan Amerika. Bangsa-bangsa lain
berbondong-bondong belajar dan memasuki perguruan-perguruan tinggi mereka untuk
meniru kemajuan yang mereka capai. Semua ilmu laris manis dipelajari bahkan
bahasa Inggris, bahasanya bangsa Amerika dan sebagian Eropa dipelajari milyaran
manusia dan segera menjadi bahasa internasional. Bahasa yang seragam ini juga
menjadi salah satu pemercepat tercapainya kemajuan dan kemakmuran dunia.
Bahasa inggris
menjadi bahasa unggul karena ia dipakai di berbagai bidang kehidupan. ia
menjadi bahasa perdagangan , bahasa pendidikan, bahasa politik, dan bahasa
komunikasi di dunia maya (internet). Di berbagai event pun, bahasa inggris sering digunakan. Bahkan bahasa inggris
sebagai salah satu bahasa asing sangat berpengaruh dalam memajukan lembaga
pendidikan. Terlepas dari itu semua, bukanlah bahasa inggris saja yang harus
kita kuasai sebagai bahasa asing namun bahasa asing lainnya pun memiliki posisi
yang juga untuk dikuasai. Bukankah telah menjadi wacana jika bahasa cina juga
menjadi bahasa yang nantinya juga akan memiliki peringkat teratas di dunia.
Untuk melihat prioritas mempelajari bahasa asing, Weber membuat daftar 10
bahasa paling berpengaruh. Ia menyusun berdasarkan 6 faktor:
1. Jumlah
penutur asli
2. Jumlah
penutur sebagai bahasa kedua
3. Jumlah
penduduk dan negara pemakai
4. Jumlah
bidang utama yang menggunakan bahasa tersebut secara internasional
5. Kekuatan
ekonomi negara pemakai
6. Kebanggaan
sosial-kesusasteraan
Berdasarkan
faktor tersebut, maka menurut Weber bahasa yang seharusnya kita kuasai utamanya
adalah inggris. Tapi tentu tak selamanya daftar Weber jadi patokan kita.
Tergantung kepentingan kita. Jika kita disini konteksnya sebagai muslim
negarawan adalah ingin menetap di Eropa
tentu kita bisa memilih bahasa perancis atau spanyol. Kita sebagai muslim,
tentu kita juga harus memprioritaskan bahasa arab. Jika nantinya kita ingin
berkecimpung dalam bidang ekspor, impor dan perdagangan, sebaiknya kita
mempelajari bahasa cina. Namun diatas semua itu, setelah ditelaah kembali tentulah
bahasa inggris sebagai prioritas terpenting saat ini karena luasnya pemakaian
bahasa ini.
Berikut
tabel data mengenai bahasa paling berpengaruh :
Jumlah
penutur asli
|
Jumlah
negara pemakai
|
Paling
berpengaruh
|
1. Cina
mandarin (1.2 miliar)
2. Inggris
(480 Juta)
3. Spanyol
(320 juta)
4. Rusia
(285 juta)
5. Perancis
(265 juta)
6. Hindu/Urdu
(250 juta)
7. Arab
(221 juta)
8. Bengali
(185 juta)
9. Portugis
(188 juta)
10.Jepang (133 juta)
11.Jerman (109 juta)
12.Punjabi (90 juta)
13. Jawa (80 juta)
|
Inggris (115)
Perancis (35)
Arab (24)
Spanyol (20)
Rusia (16)
Jerman (9)
Cina Mandarin (5)
Portugis (5)
Hindu/Urdu (2)
Jawa (2)
Punjabi (2)
Jepang (1)
Bengali (1)
|
Inggris (37)
Perancis (23)
Spanyol (20)
Rusia (16)
Arab (14)
Cina Mandarin (13)
Jerman (12)
Jepang (10)
Portugis (10)
Hindu/Urdu (9)
|
Sumber : George
Weber’s December 2007
Seakan tidak ada habisnya bagi saya
akan pentingnya penguasaan bahasa asing dalam peningkatan skill berbahasa
seorang muslim negarawan. Bahkan menurut Kolumnis Pendidikan Casey Schwartz,
menguasai bahasa asing sangat diperlukan, bukan hanya untuk kebutuhan
komunikasi saja, lebih jauh, kemampuan bahasa rupanya bisa mempengaruhi
perkembangan otak seseorang.
"Mengusai
bahasa asing menjadikan seseorang memiliki kemampuan multibahasa (bilingual).
Selain bisa membantu seseorang sebagai nilai tambah dalam surat lamaran kuliah
dan pekerjaan, perkembangan penelitian membuktikan, penggunaan bahasa tingkat
tinggi dalam bahasa asing dapat membantu meningkatkan perkembangan otak,"
ujar Schawartz, seperti yang dikutip dari The Daily Beast, Senin(5/9/2011).
Sedangkan,
Wilbur Schramm menyebutnya sebagai frame
of reference (kerangka dasar ilmu pengetahuan) dan field of experience (lingkup pengalaman) sang komunikan. Jauh
sebelumnya, yakni berabad yang lalu, Rasulullah saw menganjurkan kepada para
sahabat tentang pentingnya kedua faktor itu dalam menjalin komunikasi yang
efektif. Sebuah hadist yang diriwayatkan Al-Bukhari mengungkapkan Nabi Muhammad
saw bersabda:
“ajaklah mereka berbicara sesuai dengan apa yang mereka
ketahui (field
of experience)”
Pada
sebuah hadis lain yang diriwayatkan Ad-Dailami Nabi SAW bersabda:
“Aku diperintahkan untuk berbicara dengan manusia sesuai dengan
kadar kemampuan berfikir mereka (field of reference).
Pernyataan-pernyataan
yang dipaparkan diatas dengan jelas telah membuka ruang berpikir kita mengenai
pentingnya menguasai bahasa asing. Ketika seorang kader memiliki penguasaan
bahasa asing yang memadai maka hal itu akan meningkatkan skill kader tersebut.
bukankah ketika kita ingin menakluknya
suatu kaum maka hal pertama yang harus dilakukan adalah menguasai bahasanya.
Ketika sosok muslim negarawan di ekitarnya dan yang terpenting adalah untuk dakwah.
Sebuah pesan penting untuk kita, kader dakwah dari seorang ustadz yang juga anggota legislatif DPRD Kaltim
dari PKS, ustadz Nurhuda Trisula, beliau berkata :
“ada beberapa prioritas
yang harus dikerjakan oleh setiap ikhwah, salah satu diantaranya seorang ikhwah harus mempelajari bahasa arab dan inggris atau
bahasa internasional lain. Karena, zaman telah berubah, da’wah telah
menyebar ke seluruh dunia, dan hubungan dan jarak menjadi kabur. Ikhwah bisa
dengan leluasa pergi atau berkunjung ke negara lain. Interaksi antar bangsa
menjadi sesuatu yang jamak. Dan bahasa adalah pokok awal komunikasi.”
3.
KESIMPULAN
Dalam hal ini, salah satu ilmu yang mana umat islam harus
bisa menguasai adalah ilmu bahasa. Pada bagian isi telah dipaparkan bagaimana
bahasa memegang peranan penting dalam komunikasi karena bahasa adalah bagian
sistem komunikasi dalam tersampaikannya pesan-pesan yang ingin disampaikan. Menurut
Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa.
Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua,
bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi
ujaran) yang bersifat arbitrer. Jadi, dari sini bisa kita simpulkan bahwa
bahasa itu memiliki peranan penting demi tercapainya komunikasi yang baik.
Apalagi, sebagai sosok kader dakwah sudah menjadi hal
terpenting untuk bisa berbahasa asing. Hal ini semata-mata bukan untuk menjauhkan
kita pada bahasa ibu, bahasa asli kita yaitu bahasa indonesia, bukan juga untuk
prestise semata tapi lebih dari itu yaitu untuk meningkatkan skill kita sehingga bisa bermanfaat
untuk orang lain dan juga untuk dakwah kita.
a. SARAN
Perlunya seorang muslim negarawan untuk menguasai bahasa
asing minimal satu saja. Ketika memang mempelajari bahasa asing itu sulit akan
tetapi lihat lah hal ini lebih jauh lagi bahwa kehidupan sekarang itu sudah
memasuki era globalisasi dimana penguasaan bahasa asing itu menjadi sebuah
point penting dalam ranah hidup yang kita jalani. Karena
bahasa adalah awal dari segalanya, kita bisa jatuh karena bahasa dan bisa juga
besar karena bahasa.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Yunsirno,
Keajaiban Belajar, Penerbit pustaka jenius publishing, Pontianak : 2010
2.
Hasan
al-banna, Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin 1, Era intermedia, Surakarta : 2010.
3.
http://kampus.okezone.com/read/2011/09/05/373/498851/inilah-alasan-pentingnya-mahir-berbahasa-asing
5.
http://Nabi%20Muhammad%20SAW%20dan%20Komunikasi%20Tatap%20Muka%20-%20Harian%20Analisa%20-%20Mobile%20Version.htm
6.
Http:// penakluk-ribuan-hati.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar