Seorang anak kecil datang
menghampiri ibunya. Ia merengek minta dibelikan sepatu baru. Di sekolah ia
diejek karena sepatunya sudah usang dan banyak tambalan. Dengan berbagai alasan
ia utarakan agar ibunya mau membelikan sepatu baru.
Dengan
mata berkaca-kaca, sederet kalimat ini keluar dari mulut ibunya, “Nak, kamu kan
sudah besar. Kamu harus mengalah dengan adik-adikmu. Mereka butuh uang untuk
sekolah mereka nanti. Uangnya ibu tabung untuk mereka. Kalau ibu pakai uang itu
untuk membelikan kamu sepatu baru, lalu adik-adikmu sekolah pakai uang siapa?
Apa kamu mau adik-adikmu tidak bersekolah?”
Anak
kecil tadi tiba-tiba terdiam. Ia terlihat seperti anak remaja yang sudah bisa
berpikir cukup berat dan bijak. Digoyang-goyangkan kepalanya sambil mengusap
air mata yang tadi keluar deras dari kelopak matanya. Lalu ia berkata, “Bu,
kalau nanti adik-adik sudah bisa sekolah. Terus kalau ada sisa uang, belikan
sepatu ya..”Anak itu mengatakan kalimat itu dengan terbata-bata, seperti ia
tidak rela dengan hal itu tapi ia dipaksa oleh kondisi untuk mengikhlaskan apa
yang menjadi kehidupannya. Mendengar itu sang ibu memeluk anaknya dengan erat.
Ia tidak menyangka anaknya dapat memahami apa yang terjadi hari ini dengan
keluarga mereka. Ia heran anaknya sudah mampu berkata bijak seperti tadi ia
dengar.
***
Duhai
hati..
Letih
yang engkau rasakan selama ini mungkin tak sebanding dengan letihnya hati
mereka dalam menapaki kehidupan ini. Di dalam keletihan itu, mereka memahami
bahwa letihnya mereka akan membuat mereka menjadi orang-orang seperti yang
dicitakan. Lalu bagaimana denganmu wahai hatiku.. Baru sebentar saja engkau
merasa letih tapi kau sudah merintih bagai seribu tahun kau mengalaminya..
Malulah pada mereka yang merasa letih tetapi mereka memaknai letihnya sebagai
sesuatu yang dapat mengantarkannya pada sebuah kebahagiaan.. Bukankah orang
yang berjuang dan berkorban itu letih? Bukankah akhir dari perjalanan orang
yang berjuang dan berkorban itu sebuah kebahagiaan jika dijalani dengan ikhlas
dan penuh kesungguhan??
Duhai
hati..
Lelah
memang terus menerus hal-hal kurang mengenakkan itu menerpa hidupmu. Tetapi
jika kau renungi kembali kisah di atas, perjuangan mereka tidak mengenal lelah.
Setiap lelah menghinggapi mereka, mereka beristirahat dan kemudian bangkit berjuang
kembali. Mereka paham kalau diamnya mereka tak dapat membuahkan hasil apapun
bagi kehidupannya. Mereka yakin perjuangan dan pengorbanannya selama ini,
berlelah-lelahan, akan berbuah sebuah kebahagiaan yang tak dapat tergantikan
nikmatnya. Lalu bagaimana denganmu wahai hatiku.. Baru sebentar saja kau diberi
cobaan dan ujian tapi kau sudah merasa lelah dan menyerah.. Malulah kau pada
mereka yang tak punya apa-apa tapi mereka tetap istiqamah berjuang dan
berkorban hingga cita-cita mereka tercapai.. Bukankah orang yang berjuang dan
berkorban itu lelah? Bukankah akhir dari kelelahan orang yang berjuang dan
berkorban itu sebuah kebahagiaan jika dijalani dengan ikhlas dan penuh
kesungguhan??
Duhai
hati..
Sakit
yang terus menyapamu selama ini adalah ujian dan cobaan dari Allah seberapa
kokohnya engkau menjalani apa-apa yang engkau yakini atas-Nya. Dia ingin tahu
seberapa seriuskah engkau dalam menapaki jalan kehidupan yang sudah Dia
gariskan. Sakit yang Dia berikan adalah sebuah perhatian khusus-Nya kepadamu.
Dia masih sayang kepadamu dengan memberikan ujian dan cobaan. Andai saja kau
tak merasa diuji dan diberi cobaan, maka kau akan merasa aman-aman saja,
padahal kau sedang berada di tepian jurang yang menganga lebar dan siap
menerkammu kapan saja kau lengah..
Duhai
hati..
Capeknya
dirimu menghadapi segala permasalahan yang engkau temui di sekitarmu, itulah
yang terus mengajarkanmu untuk dapat memahami sekelilingmu dengan lebih baik
lagi. Di kananmu ada orang-orang yang engkau sayangi dan kasihi. Di depanmu ada
orang-orang yang engkau hormati. Di kirimu ada orang-orang yang engkau
senantiasa bercengkerama dengannya. Di belakangmu ada orang-orang yang selalu
mendukungmu dalam tiap doanya meski kau tak pernah tahu.
Duhai
hati..
Seorang
ustadz pernah menyampaikan, jika tak senang dengan sepatumu yang lusuh,
ingatlah mereka yang tak berkaki namun tak mengeluh. Semoga kita selalu dapat
mengingatnya duhai hati.. Seberapa letih, lelah, dan sakitnya engkau.. Masih
ada orang-orang yang merasakan itu lebih dari kita tetapi mereka tetap tak
mengeluh.. Ada saja cara mereka untuk menyemangati diri.. Ada saja
sugesti untuk membuat diri mereka semangat.. Ada saja pemikiran positif yang
mereka punya hingga mereka tetap bersemangat.. Ada saja cita-cita yang ingin
mereka gapai hingga semangat itu tetap terpatri di dada mereka..
Duhai
hati..
Tetaplah
istiqamah..
Walau
itu berat bagimu..
Percayalah
kau mampu menjalaninya..
Asalkan
kau selalu menyertai Allah dalam segala hal..
Terpautnya
kau duhai hatiku pada Sang Khalik..
Akan membuatmu semakin cantik dan tangguh..
Karena kau adalah mutiara di lautan..
Yang akan terus terjaga sampai masa memisahkan..
Duhai hati.. Tetaplah istiqamah..
(Dakwatuna.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar